Latest News

Sajadah sekalian Sandal…!!!

30 June, 2009 , Posted by Sukri Rahman at 6:27 PM


Seharusnya aku sudah memposting tulisan sebelum tulisan ini, namun Note yg kutulis sebelumnya ternyata begitu rame, sampai2 Mbak Yo, sahabat ku itu begitu khawatir dan bilang “Kri, ente siap2 aja kalo di jalanan diplototin orang2”, Kalo cuma diplototin sich Mbak, gak masalah…takutnya…Takut……sa

mpai segitunya kah ???..he..he..

Aku memandang komentar di note ku sebelumnya,merupakan hal yg lumrah di alam demokrasi, tetapi tentu saja akan lebih nyaman jika diungkapkan dgn bahasa2 yg santun. Dan aku yakin komentar di sana tidak mewakili institusi tempat sahabat2 yg berkomentar.

Sebenarnya waktu itu aku tetap menulis di Blog ku , kayaknya sahabat2 perlu baca jg deh.

O..ya..dua Note ku sebelumnya aku tulis dalam rangka momen tertentu, trus Note ku kali ini dalam rangka apa ya…??. Sepertinya kalau harus menunggu momen, aku jadi kurang produktif dalam menulis, mungkin aku akan mempersembahkan tulisanku untuk sahabat yg ulang tahun aja..kan tiap hari ada yg ulang tahun...sehingga tiap hari bisa nulis. Ini kayaknya lebih pas...Iya deh..Tulisan ini jg aku persembahkan buat sahabat2 yg berulang tahun hari ini...

Itu baru Pendahuluan…trus ..cerita Sajadah sekalian Sandal nya..ini…

Waktu koskap dulu, kalau lagi tidak ada kegiatan, aku termasuk yg suka “diskusi” dgn teman2, bukan ngobrol lho…dan biasanya rame n seru. Dalam satu diskusi seorang teman bilang :

“Eh..besok2, kalo diminta sajadah sama Bapak itu, sekalian kasih sandal...soalnya tadi bapak itu minjam sajadah, trus ku kasih sajadah aja” Bapak itu bilang :

”Ndeh..si Wati ini (nama samaran) udah seperti orang Jakarta aja, diminta nasi, dikasih nasi, diminta sendok baru dikasih sendok, awak ko orang Padang, kalau diminta nasi ciek atau makan ciek, akan datang nasi lengkap dengan lauknya, sendok, sambal, air minum, kobokan…dll” Trus Bapak itu melanjutkan “sekalianlah dengan sandalnya..Wati”. Oooo…..(semua dalam bahasa minang)

Kenapa Jakarta, mungkin karena waktu itu rasanya belum ada Fast-food spt KFC atau semacamnya di tempat kita dan adanya di Jakarta..

Beberapa hari kemudian, waktu kita masih diskusi dengan Bapak yg tadi itu (kalo yg ini diskusi benaran), azan zuhur terdengar dari masjid sekitar rumah sakit. Bapak itu minta ke seorang teman untuk diambilkan sajadah…sebut saja namanya Jono..(O..ya..teman yg satu ini memang kutu buku, rajin, pintar, nilainya benar2 tinggi dan tentu gak pernah ikut”diskusi2an” kita itu..dan yg pasti dia jg gak tau cerita di atas.)

Teman tadi keluar dari ruang diskusi untuk mengambil sajadah menuju ke ruang Dokter Muda yg jaraknya tidak jauh dan masih dapat kita lihat dari tempat diskusi. Sementara kita masih terus diskusi, kalo gak salah, nggak duduk deh, kita diskusinya sambil berdiri aja.

Pas suara pintu kamar dokter muda terdengar dibuka, kita pada ngeliat ke sana, soalnya kita udah yakin kalo teman kita ini gak tau cerita tadi “kalo diminta sajadah, sekalian sandal”. Benar aja..teman itu hanya membawa sajadah…Rame2 kita bisikin…”Sandal”…

Teman itu Bingung…. (kok sandal sich, orang bapak itu jelas2 minta sajadah, mungkin gitu pikirnya) dan sebentar berdiri di depan pintu..tapi karena kita kembali berulang2 membisikkan “sandal”..akhirnya teman itu masuk lagi ke dalam kamar Dokter muda dan keluar..dengan hanya membawa sandal…rame2 kita bisikin “sajadah”…teman itu bingung lagi…dan beberapa saat berdiri kebingungan didepan pintu…

Tapi kali ini…dia gak peduli lagi, dengan langkah2 kebingungan dia masuk ke ruang diskusi dengan hanya membawa “sandal” (waktu ini aku dan teman2 dah sakit perut menahan tawa, soalnya diskusi masih serius),

Tawa kami baru lepas ketika Bapak tadi menanyakan…”Jono apa yang saya mintak tadi?” “Sajadah Pak” jawab Jono…”Trus apa yg Jono bawa itu?” “Sandal Pak”…Wakakakak…semua meledak. ”Yo…Tambah parah si Jono ko (ini)…” lanjut Bapak itu…

Fokus...memang perlu, tapi terlalu Fokus sehingga tidak tau lingkungan tentu akan jadi masalah...

Kita ingat dong Cerita Baju merah, Orang yang langsung Marah2, memaki2 dan memegang kerah seseorang karena bilang "suit2 baju merah", kebetulan kita baju merah...Langsung labrak "Apa lu manggil2 gue", orang yg di maki2 langsung heran dan mengerutkan keningnya...untung cuma mengerutkan keningnya.

Kita baru sadar kita sudah jadi tontonan banyak orang, dan ketika kita lihat ternyata yg menonton semua baju merah...nah lho..(Ternyata orang baik2 yg dimaki2 itu sedang mensuit2 teman akrabnya karena tumben pake baju merah, kita juga sering melakukannya, bukan??).

Sepertinya kita perlu sesekali melihat sekitar, kita bukanlah satu2 yg berbaju merah...he..he..

Apa yg akan anda lakukan jika anda adalah si baju merah yg marah2 itu ??

Kalau aku sich, lebih fokus bagaimana hal itu jangan sampai terjadi...karena itu menyedihkan...

Diakhir tulisan ini aku ingin mengutip pepatah lama (Rev. Donald Bitsberger) " Sheep may get lost simply by niblling away at grass and never looking-up. That can be true for any of us. We can focus so much on what is immediately before us that we fail to see life in larger perspective"

Kira2 maksudnya "Domba dapat tersesat hanya karena asyik merumput dan tidak pernah mengangkat kepala. Ini juga dapat terjadi pd kita. Terlalu memusatkan perhatian pada diri kita, sehingga kita tidak bisa melihat kehidupan dalam perspektif yg lebih luas."



Nama2 dlm cerita ini adalah fiktif, tapi ceritanya bukan fiktif, kesamaan nama hanya kebetulan,..kayak sinetron aja...

Currently have 0 comments: