Teman Sejawat

Marley And Me

JiFESS Course

Marley And Me

Tennis

Marley And Me
Latest News

My first Online Experience : Internet Seperti Hutan Belantara Tanpa Tuan, Kitalah Tuannya.

Posted by Sukri Rahman on 30 December, 2009 , under | comments (2)





Persisnya kapan pertama kali online..aku lupa, tapi itu waktu masih kuliah sekitar 1998-99 an. Di tempat ku kuliah teman-teman ramai cerita tentang chatting dan email (ya..kira-kira seperti ramainya facebook saat ini). Tekadku waktu itu "aku harus segera punya email“, biar kalau ditanya apa emailnya..aku punya jawaban, tidak peduli untuk apa. (yaa..paling tidak, aku tidak dibilang gaptek….

Beruntung aku punya teman yang sudah duluan punya email, “tentu dia sudah tau bagaimana cara berinternet” pikirku, aku cukup akrab dengannya, sampai sekarang, waktu itu pun aku sudah tidak “malu” lagi bertanya ke dia bagaimana cara “main internet” . (karena kalau bertanya ke teman yang lain, bisa-bisa cuma dapat ledekan “Hari Ginni gak bisa Internetan“)

Akhirnya aku dan temanku pergi ke warnet, dari kampus kita harus naik angkutan umum, memang tidak jauh, sekitar 2 kilometeran (waktu itu, hanya itu satu-satunya warnet yang kita tahu, paling tidak yang pernah dikunjungi temanku itu), sampai di warnet kita harus menunggu, karena lagi penuh. sepertinya pemilik warnet sudah mengantisipasi ini dengan menyediakan kursi tunggu.

Kami tidak akan tahu bahwa semua komputer terisi pengunjung kalau tidak diberi tahu oleh petugasnya, karena semua berada di box-box yang tidak bisa dilihat dari luar, ini pemandangan baru buatku. Sekalipun aku sering menggunakan komputer di rental komputer, tapi tidak di sekat-sekat seperti ini.

Waktu kita menunggu itu (aku lupa, apakah ada pengunjung lain yang menunggu seperti kami), temanku bilang “Internet itu seperti hutan belantara tanpa tuan, kitalah tuannya”, seakan-akan dia ingin menjawab keheranan ku tentang sekat-sekat itu. Ungkapan temanku itu membuatku makin penasaran dan ingin cepat-cepat “main internet”. Akhinya ada pengunjung yang keluar, dan petugas mempersilakan kami masuk ke box itu.

Tidak lama petugas menyajikan 2 teh botol ke tempat kami, padahal kami tidak memesan sebelumnya. (waktu itu kami tidak tau kalau warnet itu masih minggu promo karena baru buka, dan kami termasuk pengunjung awal, kami baru tahu pada kunjungan berikutnya dimana kami masih dapat minuman tapi air mineral gelas, dan kunjungan selanjutnya sudah tidak dapat minuman lagi, bayarannya tetap sama….)

Kalimat temanku tadi hampir selalu aku sampaikan ke adik-adik atau ponakan-ponakan ku kalau mereka aku lihat sudah berhubungan dengan internet. Kita harus punya tujuan ketika berselancar di internet, internet penuh dengan informasi yang berguna dan ilmu pengetahuan (lebih-lebih saat ini), namun layaknya hutan belantara juga ada hal-hal yang siap memangsa.

Temanku mulai menerangkan langkah-langkah membuka internet dan langsung mempraktekkannya, “pertama klik N ini” (aku tidak akan lupa yang ini, karena pada kunjungan ku di warnet lain, aku harus bertanya ke petugasnya karena tidak ada N nya, waktu itu aku tidak tahu kalau browser itu ada N (Netscafe), e (internet Explorer), dan di warnet yang baru pertama kukunjungi itu justru browsernya internet explorer (e), petugasnya sepertinya maklum, karena internet masih barang baru).
Aku masih ingat, pertama temanku mengajariku membuat email di Yahoo, itu email Yahoo yang kugunakan saat ini (aku sebenarnya mencoba mencari tahu kapan email ku itu dibuat, sehingga tanggal persis kapan aku pertama kali berselancar di internet dapat diketahui, namun aku tidak mendapatkannya).

Selanjutnya aku semakin lancar menggunakan internet, memang sepertinya kita akan semakin lancar menggunakan sesuatu dengan membiasakannya, dan aku juga menambah pengetahuan dengan membaca buku dan tabloid bagaimana membuat website, membuat Blog dan lain-lain (aku tidak termasuk yang hobby game atau chatting, sekalipun teman-teman kuliahku sering pergi rame-rame ke warnet yang sama untuk chatting-chattingan..., saya pikir mereka tidak selalu “lucu” karena memang tidak semua dapat disampaikan langsung secara lisan, tapi itu mungkin dapat disampaikan secara tertulis).

Keterbiasaanku itu juga ditambah karena di tempatku kuliah sering membuat makalah ilmiah, dan pencarian dengan menggunakan internet untuk bahan/literatur sangat membantu (Saat ini aku juga sangat terbantu dengan internet, aktivitas harianku walapun tidak tergantung, namun sangat terbantu dengan internet.).

Sampai sekarang, aku dan aku yakin kita.. sangat terbantu (bahkan ada yang tergantung) dengan internet. Kalau dulu kita harus ngantri di warnet dengan bayaran yang relatif mahal, saat ini warnet dengan bayaran yang relatif murah sudah dengan mudah didapatkan, malah di kampus-kampus dan pasilitas umum lainnya akses internet digratiskan. Berlangganan sendiripun bukan hal yang jarang lagi.

Tentu kita berharap kemudahan itu memberi manfaat buat kita…untuk aktivitas kita..apa pun profesi dan pekerjaan kita…, dan sepertinya pesan temanku itu masih tetap relevan “Internet itu seperti hutan belantara tanpa tuan, kitalah tuannya”, hutan dengan anggrek-anggrek yang indah, rotan-rotan yang bagus, pohon yang rindang, burung-burung yang cantik, tapi juga ada binatang buas yang siap menerkam.

Ketakutan yang berlebihan tentu akan membuat kita tidak akan menyaksikan keindahan itu, kehati-hatian tentu merupakan suatu keharusan.

Menyambut Sumpah Pemuda...

Posted by Sukri Rahman on 27 October, 2009 , under | comments (0)




Wih...pelajaran PPKN...
Pemuda-pemuda negeri ini 81 tahun yg lalu sudah menysusun dan mengikrarkan sumpah pemuda, luar biasa...

Makanya yang ku Tag juga pemuda2, dan aku urut mulai dari yg paling muda dari sudut pandang yg berbeda-beda he..he..(gak usah ditanyakan "emang lebih tua mana.. Ups..jangan pakai kata tua..kita sedang bicara pemuda..., kadang aku mengurutnya berdasarkan sudut pandang orang yg bersangkutan, "karena dia merasa lebih muda" he..he..)

Muda kadang sepertinya gak berhubungan dengan umur. Katanya, pernah ada kunjungan organisasi pemuda dari manca negara ingin bersilaturrahim dengan organisasi pemuda dalam negeri. Standarlah, kaya' kita2 jg, dengar ada kunjungan pemuda manca negara. Pemuda yg selama ini berprinsip "Kalau sudah jodoh tak kan kemana", ya..seperti "pemancing yg qona'ah" githu deh, bergeser jadi " Jodoh bisa datang dari mana-mana" he..he..seperti "pemburu yg optimis" he..he..

Rombongan pemuda manca negara pun sudah sampai, berjalan beriringan, tapi barisan2 depan malah pria2 setengah baya kalau tidak mau di bilang orang tua...sang pemuda yg menunggu berpikir mungkin pemudanya ada di bagian2 belakang...(masih tetap optimis, pemuda emang harus begini). Orang2 tua di bagian depan tetap disenyumin..di salami dengan hangat..Jangan2 mereka ini orang tua pemuda2 nya..(Emang anak TK, dianterin ama mama-papa...he..he..Kadang
2 kita kalo dah berurusan dgn hal ini, terlalu lugu ya..he..he..).

Pemuda itu baru sadar kalo pemudanya emang yg tadi itu setelah 10 orang tamu dah disalamin, karena sebelumnya dah tau kalo jumlah rombongan cuma 10 orang..he..he.. Tanpa harus mengungkapkan pertanyaan "pemudanya mana?", rombongan itu pun dapat menangkap "karena di negeri kami usia harapan hidup sudah tinggi, makanya usia pemudanya pun diperpanjang" kata mereka...O...githu.. kembali ke misi jodohnya tadi, akhirnya pemuda itu berkesimpulan "Ternyata jodoh lebih rumit dari persamaan2 matematika apa pun yg pernah ada" he..he..kesimpulan yg ilmiah..

Tapi sepertinya tidak hanya di manca negara deh, di negeri kita yg usia harapan hidupnya belum tinggi ini, kita lihat ketua2 organisasi pemuda nya juga...(Mungkin mereka berpikir,kan lebih ngerti, soalnya sudah pernah jadi pemuda...he..he..)

Kembali ke sumpah Pemuda , aku sepertinya tidak akan lupa lapal sumpah pemuda...(memang sudah seharusnya begitu)...orang pemuda2 jaman dulu aja, di tahun 1928 sudah merumuskannya...sungguh pemuda2 yang luar biasa...masa' kita pemuda jaman sekarang melapalkannya saja gak benar...oke.. mari kita lapalkan...

Ye...ini..benaran..(biar Note ini dapat dilanjutkan)...
iya deh aku bantu...

Sumpah pemuda...
Kami putra dan putri Indonesia ........(ayo dilanjutkan)
Kami putra dan putri Indonesia ........(ayo dilanjutkan)
Kami putra dan putri Indonesia ........(ayo dilanjutkan)

Terima kasih....he..he...

Itulah yang kulakukan waktu masih koskap dulu, melapalkan sumpah pemuda sekeras2 nya...he..he..

Waktu visite...ternyata pasien ku yang pertama di visite, karena memang pasiennya udah perbaikan, seperti biasa aku laporkan keluhan utama pasien, "Azan2 sejak dua bulan yg lalu", langsung Bapak Konsulen itu meminta ku melapalkan sumpah pemuda, "sukri, kini kan bulan Oktober, cubo lah lapalkan dulu sumpah pemuda" begitu kata bapak itu.

Aku pun melapalkannya.

Trus, bapak itu nanya ke temanku, sebut saja namanya Jono..o..ya teman ku ini memang benar2 cerdas dan rajin..."Jono.. gimana, apa sumpah pemuda yg dilapalkan sukri itu benar?" tanya bapak itu. Jono yg dari tadi sibuk membaca resume pasiennya yg akan divisite berikutnya, sekalipun ia disampingku tapi tidak memperhatikan kita, langsung gelagapan "Apa pak?" kata Jono...

"sukri...sekalipun si Jono ini pakak (tuli) tapi ia anak kesayangan saya, jadi harus kedengaran sama dia, ulangi lagi yg keras" kata bapak itu..he..he..

Terpaksalah kuulangi lagi dengan suara yg lebih keras...belum selesai, "sukri si Jono ko lah parah ko..alun tadanga dinyo lai tu do...sakareh2 nyo" sela bapak itu...(Terj: "Sukri si Jono ini udah parah nih, gak bakal kedengaran, ulangi lagi sekeras2nya, Terjemahan ini aku buat karena ternyata Note2 ku sebelumnya tidak hanya di baca dan dikomentari sahabat2 yg ngerti bahaso awak)

Dengan sedikit "tidak ikhlas" kuulangi sumpah pemuda dengan sekeras2nya...(kita di lantai dua, Pasti suara ku kedengaran sampai ke lantai satu...tapi aku yakin orang2 menganggap suara2 begitu sich hal yg biasa kalo dari lantai dua tempat kami itu...he..he..jadi aku gak kuatir..he..he..)

SUMPAHPEMUDA
KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA MENGAKU BERTUMPAH DARAH YG SATU TANAH AIR INDONESIA
KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA MENGAKU BERBANGSA YG SATU BANGSA INDONESIA
KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA MENGAKU BERBAHASA YANG SATU BAHASA INDONESIA.

"Gimana Jono...udah kedengaran?" tanya bapak itu, "Udah pak" jawab Jono.

Trus, bapak itu nanya ke teman2 yg ikut visite satu persatu,(aku gak yakin jumlahnya berapa waktu itu, kalo gak salah kita bertujuh dech), apakah lapalnya sudah benar,teman2 yg ditanya mengangguk, benar Pak, Benar Pak, Benar Pak, (anda juga tadi melapalkan hal yg sama kan?) sampai giliran Jono yg terakhir..."Salah Pak" kata Jono..haaa..."Hatiku semakin tidak ikhlas (sebel maksudnya,dan berharap semoga si Jono yg salah ..he..he..)

"Jadi yg benarnya bagaimana?" kata bapak itu...

Jono pun melapalkannya,

Sumpah Pemuda
Kami putra dan putri indonesia mengaku bertumpah darah yg satu tanah air indonesia
Kami putra dan putri indonesia mengaku berbangsa yg satu bangsa indonesia
Kami putra dan putri indonesia menjunjung bahasa persatuan bahasa indonesia. (JADI BUKAN BERBAHASA YG SATU)

dengan suara yang biasa saja...(Huh..aku makin sebel..aku tadi teriak2, padahal sebenarnya...kalo dipikir2 kalo Jono juga melapalkannya Keras2, berarti aku dong yg pakak selanjutnya..he..he.., tapi dasar diri ini tidak ikhlas..Tapi yg suka tidak iklas spt itu kan "aku yg dulu"...sekarang mah..masa' bertahun2 gak ada perubahan..he..he..)

"Yo..pantas, si sukri ko dak tantu keluhan pasien" kata bapak itu..."Apa keluhan utama pasiennya tadi?" kembali bapak itu bertanya.

"azan2 sejak dua bulan yg lalu" jawab ku.."apa arti SEJAK"...berarti sampai sekarang masih azan2? "tidak Pak" Ternyata kata "SEJAK" itulah yg membuat semua ini terjadi...Bapak konsulen ku itu benar...

Akibatnya Aku ditugaskan sebagai Pimpro membuat tugas menulis sumpah pemuda 8 kali di buku tugas dengan 4 literatur, dan teman2 yg membenarkan sumpah pemuda yg saya lapalkan itu sebagai anggotanya...kayaknya anda juga dech..he.he..

Apa coba konsekuensinya jika sumpah pemuda seperti yg kita ucapkan pertama, yg salah itu, ..Kita akan ditangkapi satu persatu ama petugas yg berwajib karena gak berbahasa indonesia..he..he..(petuga
s berwajibnya siapa ya kira2?)

Kalo kita, lapalnya salah, lebih berisiko jika memahaminya salah. Bukankah "Parak Laweh" itu pernah jadi "Parak Lawas" padahal LAWAS dengan LAWEH sangat jauh beda, kalo dari segi fisika saja, itu beda satuan, yg satu detik yang satunya lagi m2..he..he.. (terj: laweh=luas)

Lebih parah lagi, "PARAK KERAMBIL" hasil pengindonesiaan "Parak karambia"..Benar2 tidak menyentuh esensi,emang Kerambil apaan..?? membuatnya jadi "kebun kelapa" tentu tidak menyentuh sisi2 historis..cie..kayak komentar pengamat di TV aja.

Iya..sepertinya kita memang perlu diingatkan kembali, sehingga kita tidak salah kaprah memahaminya...

Sumpah ini telah membuktikan "Memiliki visi dan tekad yang sama, ternyata telah mengesampingkan perbedaan2 kecil yg ada".

Sekarang giliran kita...mumpung kita masih muda, jangan sampai kita nanti ingin muda setelah kita tua...he..he..

Lalo (Edisi Revisi)...

Posted by Sukri Rahman on 12 October, 2009 , under | comments (1)




Revisi...??? iya Edisi Revisi...ini terinspirasi dari tulisan Benny Alexander Maisa, yang kalo boleh mengklik LIKE beberapa kali, akan ku klik beberapa kali, tapi FB kayaknya udah mensetting LIKE itu hanya dapat diklik sekali aja, mungkin pihak FB "tidak ingin member nya kalau menyukai sesuatu itu secara berlebihan... he..he.." Ah.. masa sich FB memikirkan kita sejauh itu..kita husnuzon aja..he..he.. Diakhir tulisan itu dikatakan "yang kurang baik direvisi agar lebih baik"..semoga...

"Ro ubege lalo di huta-n tan" kata pak sopir travel yg membawa kami saat pulang kampung di hari terakhir puasa kemarin itu. "lalo" kata2 yg sudah lama banget aku gak dengar...paling tidak sejak aku kuliah beberapa tahun yg lalu. Tiidak lama kemudian adikku menelpon, menayakan kalo aku sudah sampai dimana, karena di kampung ada gempa yg sangat kuat..(adikku tetap memakai kata "gempa" bukan "lalo" meskipun kami berbicara dalam bahasa kampung).

Iya..Lalo itu gempa, jadi kalo mau diartikan kalimat pak sopir itu "Saya dengar, ada gempa di kampung kita"

Gempa sebenarnya bukan hal baru buat kita...apalagi akhir2 ini, setelah gempa 16 Agustus 2009 itu, gempa berulang sudah jadi hal yg biasa bagi kita, "O..ada gempa" begitu biasanya, tanpa beranjak...

Kampungku, yg biasanya relatif aman jika gempa terjadi di Padang & sekitarnya itu, justru di malam takbiran itu diguncang gempa berulang.. (gak heran pas sholat Ied, dihadiri wajah2 kurang tidur, tapi khutbah Idul Fitri yg dismapaikan ustadz muda itu, begitu menyentuh, tidak berapi2, bicara biasa saja..tapi saat ustadz itu menyeka air matanya dengan ujung serban yg dililitkan dilehernya itu, ku lihat jamaah pun menyeka air mata mereka...trus aku..?? aku kan juga jamaah...he..he..)

Gempa 30 September yg lalu membuat kita benar2 sadar ternyata gempa itu bisa benar2 menghancurkan dan menakutkan...(Buktinya kalo dulu, bukankah gedung2 kita sebenarnya udah retak2 dan kita sudah merasa aman dengan menutup retak2 itu dengan dempul dan mencat ulangnya kembali sehingga sama dgn warna sekitarnya, sekarang..???)

Saya yakin, sebenarnya DULU juga, kita bukan tidak tahu kalo retak-retak itu berbahaya...tapi seperti yg sekarang kita sudah tahu..menghancurkan dan membangun kembali gedung yg retak dari nol tidak hanya memakan dana yg banyak tapi jg makan waktu yg lama... (memang mungkin lebih kuat...), sepertinya, begitu jg dalam kehidupan ini, mari sekuat tenaga menjaga jangan sampai ada retakan2...karena itu berbahaya...Retakan akibat gempa adalah musibah, sengaja membuat retakan tentu suatu yg naif.(sok filosofis..he..he..)

Gempa juga telah memutus aliran listrik dan air di rumah2 penduduk...semua kita merasakan betapa beratnya hidup ini tanpa listrik dan air. Aku... kalau hari mendung aja.., aku udah senang semoga hujan..aku pun akan menampung air hujan malam2 untuk memenuhi bak2 air (berbasah2 ria tentu), aku lebih senang melakukan ini daripada menimba air sumur dan menyaringnya atau ngantri di penyaringan air yg disediakan dinas PU yg lebih kurang 1km dari rumah ku itu, tapi.. hari kan tidak selalu hujan??. (aku yakin sahabat2 jg gak jauh beda, kadang2 aku suka penasaran apakah sahabatku sudah mandi..he..he.., nggak ..nggak..cuma becanda...)

Tidak heran di tempat ku bekerja, kalau ada yg di rumahnya listrik atau air sudah hidup, pengumumannya seperti dapat undian besar...he..he..

Memang tidak salah...Kita kadang2 baru menyadari penting dan begitu berartinya sesuatu itu ketika dia telah tiada...

Semoga keadaan ini menambah kesyukuran kita dan menjaga apa yang ada disekitar kita...Jangan sampai kita menyesalinya ketika dia telah tiada..syukur jika ia bisa kembali...he..he..

Ya Alloh jadikanlah ini ujian bagi kami, dan jadikanlah kami hamba Mu yang sabar menghadapinya...

Itu sich kecil...Iya..Karena berita gempa dan kehancuran serta duka yg besar2 sudah ada di TV, radio dan koran2, so..gak diceritakan lagi di sini (Seperti cerita teman ku Hamdi, yg katanya masuk TV itu gak akan diceritakan disini..he..he../ tapi kami tlah ngucapin selamat ke dia, akhirnya masuk TV jg he..he..(sepertinya tulisan ini akan direvisi lagi dech..he..he..).

Rumah sakit t4 kami termasuk yg rusak berat akibat gempa ini, katakanlah poli klinik dan bangsal THT tempatku kerja tidak bisa ditempati, yg mengharuskan kami meminjam satu ruangan bagian Mata untuk semua kegiatan pelayanan dan akademik itu.

Di sisi lain...Beberapa hari yg lalu, kami ketemu dgn temanku residen juga dan bilang "sukri, hari lah gampo2 ko..bilo juo lai.."

Tanpa menanyakan bilo "apa", saya jawab "insya Alloh segera" dan di amin kan oleh teman ku itu...(Terima kasih..)

Memang selama ini, kita sering mengaitkan gampo (gempa) dengan pertanyaan kapan mau menikah...kalo dipikir2, apa hubungannya ya? Malah gempa kali ini justru sepertinya akan menyebabkan beberapa hal tertunda...(Alloh telah mengatur segalanya...)

Trus, temanku yg lain menimpali, "iya nih..gak kelihatan ada tanda2"

"Kadang2, ada hal2 yg bukan karena kesalahan, tapi tidak perlu, malah tidak boleh dilihat semua orang, mungkin itulah hikmahnya ada Aurat, karena itu lebih indah.. he..he.."

Sesampainya di "Bangsal", teman2 lagi nonton TV berita gempa, mungkin karena dah kebiasaan, masih menghubungkan gempa dengan menikah, tiba2 dr.Sri, temanku residen THT itu dengan malu2 mengatakan "dokter sukri, kami sama dr.Tuti sudah tau siapa pacar dr. sukri"...Nah lho..trus ku jawab "Syukurlah..akhirnya ni Sri sama ni Tuti tahu juga", karena aku yakin yg mereka maksud itu sama dgn yg ku maksud, ternyata dugaan ku benar (Yg ini suka bikin penasaran beberapa orang nih, paling tidak Ni Em dan mami t4 ku bekerja itu)..dr.Sri melanjutkan "pacar dokter sukri itu ternyata...TIDAK ADA" he..he...karena kami yakin dokter sukri itu termasuk yg ingin pacaran setelah menikah....Aku sich percaya aja..mereka kan teman ku...he..he..

Kami tidak melanjutkan cerita tentang itu lagi, karena berita tentang gempa di TV menyita perhatian kami..

O..ya..buat semua yg telah membantu negeri ini, saya sebagai warga negeri ini ingin mengucapkan terima kasih untuk semuanya...bantuannya, do'anya..Semoga kita ridho dan sabar menerima musibah ini...Amin...

Sajadah sekalian Sandal…!!!

Posted by Sukri Rahman on 30 June, 2009 , under | comments (0)




Seharusnya aku sudah memposting tulisan sebelum tulisan ini, namun Note yg kutulis sebelumnya ternyata begitu rame, sampai2 Mbak Yo, sahabat ku itu begitu khawatir dan bilang “Kri, ente siap2 aja kalo di jalanan diplototin orang2”, Kalo cuma diplototin sich Mbak, gak masalah…takutnya…Takut……sa

mpai segitunya kah ???..he..he..

Aku memandang komentar di note ku sebelumnya,merupakan hal yg lumrah di alam demokrasi, tetapi tentu saja akan lebih nyaman jika diungkapkan dgn bahasa2 yg santun. Dan aku yakin komentar di sana tidak mewakili institusi tempat sahabat2 yg berkomentar.

Sebenarnya waktu itu aku tetap menulis di Blog ku , kayaknya sahabat2 perlu baca jg deh.

O..ya..dua Note ku sebelumnya aku tulis dalam rangka momen tertentu, trus Note ku kali ini dalam rangka apa ya…??. Sepertinya kalau harus menunggu momen, aku jadi kurang produktif dalam menulis, mungkin aku akan mempersembahkan tulisanku untuk sahabat yg ulang tahun aja..kan tiap hari ada yg ulang tahun...sehingga tiap hari bisa nulis. Ini kayaknya lebih pas...Iya deh..Tulisan ini jg aku persembahkan buat sahabat2 yg berulang tahun hari ini...

Itu baru Pendahuluan…trus ..cerita Sajadah sekalian Sandal nya..ini…

Waktu koskap dulu, kalau lagi tidak ada kegiatan, aku termasuk yg suka “diskusi” dgn teman2, bukan ngobrol lho…dan biasanya rame n seru. Dalam satu diskusi seorang teman bilang :

“Eh..besok2, kalo diminta sajadah sama Bapak itu, sekalian kasih sandal...soalnya tadi bapak itu minjam sajadah, trus ku kasih sajadah aja” Bapak itu bilang :

”Ndeh..si Wati ini (nama samaran) udah seperti orang Jakarta aja, diminta nasi, dikasih nasi, diminta sendok baru dikasih sendok, awak ko orang Padang, kalau diminta nasi ciek atau makan ciek, akan datang nasi lengkap dengan lauknya, sendok, sambal, air minum, kobokan…dll” Trus Bapak itu melanjutkan “sekalianlah dengan sandalnya..Wati”. Oooo…..(semua dalam bahasa minang)

Kenapa Jakarta, mungkin karena waktu itu rasanya belum ada Fast-food spt KFC atau semacamnya di tempat kita dan adanya di Jakarta..

Beberapa hari kemudian, waktu kita masih diskusi dengan Bapak yg tadi itu (kalo yg ini diskusi benaran), azan zuhur terdengar dari masjid sekitar rumah sakit. Bapak itu minta ke seorang teman untuk diambilkan sajadah…sebut saja namanya Jono..(O..ya..teman yg satu ini memang kutu buku, rajin, pintar, nilainya benar2 tinggi dan tentu gak pernah ikut”diskusi2an” kita itu..dan yg pasti dia jg gak tau cerita di atas.)

Teman tadi keluar dari ruang diskusi untuk mengambil sajadah menuju ke ruang Dokter Muda yg jaraknya tidak jauh dan masih dapat kita lihat dari tempat diskusi. Sementara kita masih terus diskusi, kalo gak salah, nggak duduk deh, kita diskusinya sambil berdiri aja.

Pas suara pintu kamar dokter muda terdengar dibuka, kita pada ngeliat ke sana, soalnya kita udah yakin kalo teman kita ini gak tau cerita tadi “kalo diminta sajadah, sekalian sandal”. Benar aja..teman itu hanya membawa sajadah…Rame2 kita bisikin…”Sandal”…

Teman itu Bingung…. (kok sandal sich, orang bapak itu jelas2 minta sajadah, mungkin gitu pikirnya) dan sebentar berdiri di depan pintu..tapi karena kita kembali berulang2 membisikkan “sandal”..akhirnya teman itu masuk lagi ke dalam kamar Dokter muda dan keluar..dengan hanya membawa sandal…rame2 kita bisikin “sajadah”…teman itu bingung lagi…dan beberapa saat berdiri kebingungan didepan pintu…

Tapi kali ini…dia gak peduli lagi, dengan langkah2 kebingungan dia masuk ke ruang diskusi dengan hanya membawa “sandal” (waktu ini aku dan teman2 dah sakit perut menahan tawa, soalnya diskusi masih serius),

Tawa kami baru lepas ketika Bapak tadi menanyakan…”Jono apa yang saya mintak tadi?” “Sajadah Pak” jawab Jono…”Trus apa yg Jono bawa itu?” “Sandal Pak”…Wakakakak…semua meledak. ”Yo…Tambah parah si Jono ko (ini)…” lanjut Bapak itu…

Fokus...memang perlu, tapi terlalu Fokus sehingga tidak tau lingkungan tentu akan jadi masalah...

Kita ingat dong Cerita Baju merah, Orang yang langsung Marah2, memaki2 dan memegang kerah seseorang karena bilang "suit2 baju merah", kebetulan kita baju merah...Langsung labrak "Apa lu manggil2 gue", orang yg di maki2 langsung heran dan mengerutkan keningnya...untung cuma mengerutkan keningnya.

Kita baru sadar kita sudah jadi tontonan banyak orang, dan ketika kita lihat ternyata yg menonton semua baju merah...nah lho..(Ternyata orang baik2 yg dimaki2 itu sedang mensuit2 teman akrabnya karena tumben pake baju merah, kita juga sering melakukannya, bukan??).

Sepertinya kita perlu sesekali melihat sekitar, kita bukanlah satu2 yg berbaju merah...he..he..

Apa yg akan anda lakukan jika anda adalah si baju merah yg marah2 itu ??

Kalau aku sich, lebih fokus bagaimana hal itu jangan sampai terjadi...karena itu menyedihkan...

Diakhir tulisan ini aku ingin mengutip pepatah lama (Rev. Donald Bitsberger) " Sheep may get lost simply by niblling away at grass and never looking-up. That can be true for any of us. We can focus so much on what is immediately before us that we fail to see life in larger perspective"

Kira2 maksudnya "Domba dapat tersesat hanya karena asyik merumput dan tidak pernah mengangkat kepala. Ini juga dapat terjadi pd kita. Terlalu memusatkan perhatian pada diri kita, sehingga kita tidak bisa melihat kehidupan dalam perspektif yg lebih luas."



Nama2 dlm cerita ini adalah fiktif, tapi ceritanya bukan fiktif, kesamaan nama hanya kebetulan,..kayak sinetron aja...

Catatan Buat Sahabatku...

Posted by Sukri Rahman on 25 April, 2009 , under | comments (0)




Catatan ini khusus kutulis untuk Sahabatku yang akan segera menyempurnakan agamanya...memulai hidup baru..
Sebenarnya aku sedikit mengalami kesulitan memulai catatan ini, tidak tau topik apa yang akan disampaikan.."Nasehat pernikahan"...O..tentu tidak pada tempatnya...sekalipun tidak ada larangan..Akhirnya aku coba menulis apa saja...

Sebelum kulanjutkan tulisan ini, aku ingin menyampaikan bahwa kesimpulan tulisan ini adalah " I'm so lucky to have a friend like you"

Nah lho..kok kesimpulan duluan...??? Iya..aku yakin Sahabat ku ini tidak akan cukup waktu untuk membaca semua catatan ini, saat ini, karena masih banyak hal dan do'a2 yang mendesak untuk dihafalkan..."Do'a yang itu dah hafal blom...Ben? Sorry aku gak bisa bantu...Di Google ada kali Ben...he..he..

Dan Sahabat ku ini sepertinya termasuk yang tidak perlu membaca catatan ini.

Tidak berlebihan rasanya kalau aku mengatakan bahwa wanita itu adalah wanita yang beruntung...(Aku yakin tanpa pujian saja Ben sebenarnya dah di awang2, yang butuh dibumikan...he..he.., Tapi gak apa2 kali ini, terbanglah ke Awan..)

Aku termasuk beruntung mempunyai sahabat seperti mu. Tidak heran memang..Rasululloh saw yang mulia itu saja membutuhkan sahabat2 untuk perjuangannya...Dan di do'a2 kita selalu saja rasululloh dikaitkan dengan sahabat2nya...(Semoga kita dapat meneladaninya..amin), Ternyata Sahabat begitu penting...!!!

Kenapa sich aku harus menceritakan ini, karena ternyata tidak mudah mendapatkan sahabat yang baik..., pada tempatnya Majalah Tarbawi pada satu edisinya mengatakan "Kalau punya Sahabat yang baik maka Jagalah"

Saya Ikut prihatin dengan post di wall Resma Yunita yang menulis "Kukira kita teman..tp tmn ko' ngepang??tmn mcm ap itu?" yang mendapat puluhan komentar, mulai dari yg memastikan bahwa bukan dia yg dimaksud, sampai yg menanyakan dengan lugunya..kok keberatan Dikuncir..he..he.. Sebenarnya hal2 senada dapat kita temukan di wall2 teman yg lain...

CS. Lewis pernah mengatakan " You never know how much you really believe anything until its truth or falsehood become a matter of life and death. It is easy to say you believe of rope to be strong as long as you are merely using it to cord a box. But suppose you had to hang by that rope over a precipice. Wouldn't you than first discover how much you really trusted it?"

Maksudnya apa sich,kira2 "Anda tidak akan pernah tahu seberapa besar sebenarnya kepercayaan anda terhadap sesuatu, sampai kebenaran atau kepalsuannya menjadi masalah hidup dan mati. Kita mengatakan seutas tali itu cukup kuat, selama tali itu hanya digunakan untuk mengikat kotak. Seandainya anda harus bergantung dengan tali itu di jurang yg terjal,apa tidak sebaiknya anda tau seberapa besar sebenarnya kepercayaan anda padanya?"

Mungkin persahabatan teman kita di atas baru sebatas "tali pengikat kotak, belum untuk bergantung di tebing yg terjal"

Berterima kasih lah pada teman anda yg telah memperkenalkan siapa sebenarnya dia, di awal2 pertemanan anda, sehingga persahabatan yg anda bangun bukan "persahabatan yang membutuhkan kewaspadaan" (saya tidak menggunakan terminologi pagar makan tanaman, menggunting dalam lipatan atau menikam dari belakang atau apa lagi...)

Mengatur jarak mungkin salah satu alternatif, seperti kelinci yang harus mengatur jarak dari landak yang mencari kehangatan tanpa peduli telah menusuk yg lain...Mungkin tidak terlalu hangat sich..tapi tidak tertusuk kan lebih baik..

Bisa saja karena perspektif yg berbeda, latar belakang budaya yg berbeda..atau..lain..lain yang berbeda..Karena selalu saja dikatakan pertemanan harus dibangun dari persamaan (dengan dosis yg pas, karena terlalu banyak kesamaan juga membosankan), dan saling melengkapi...Bukan perbedaan...dan kepura-puraan...

Sahabat..semoga persahabatan ini tetap terjaga, persahabatan karena Alloh yang tidak akan punah...


Barakallahu laka wa barakaa 'alaika wa jama'aa bainakuma fi khair..aamiin


Note : Tak pantas rasanya aku minta imbalan untuk catatan ku ini, tapi tetap saja aku minta di do'akan semoga segera menyusul..he..he..he..